Engga merencanakan
bakalan culinary yang gimana-gimana di Malang. Tapi kok letak hotel dengan
tujuan yang di list itinerary deket-deket banget,, jadi punya banyak waktu
senggang yang akhirnya saya pakai untuk try-try deh maksi di Toko Oen.
Hari
pertama, karena tiba di Malang rodok early untuk check in, jadilah setelah ke
hotel untuk taro tas, kami memutuskan untuk jalan-jalan seputaran Hotel saja,
lalu Sarinah menjadi tujuan, setelah itu, kok pas selesai cuci mata dan order
gojek untuk ke tujuan selanjutnya, saya lihat tulisan berwarna merah “TOKO OEN”
plus lengkap dengan bangunan yang ala-ala colonial Belanda gitu, sempat ragu,
saya sampai Tanya ke pak ojek, apakah ada OEN cabang, atau OEN memang ini
satu-satunya, dan Pak nya bilang, ya ini OEN satu-satunya.. oke.. langsung
ngelist besok lunch ah dimari.. nyobain makan khas sini.
Hari itu
tiba, setelah paginya kami bermalas-malasan di bed yang super empuk, dan
sarapan sekena nya di bar hotel, dengan mengumpulkan semangat yang gak tahu
pada lari kemana, dan sedikit mandi ( iyak airnya dingin kali bwookk.. ) kami
lalu ke Sarinah lagi, nyalon dulu ( ini list dadakan yang dibikin Sa.. she
insisted –nemenin ibu potong rambut di Salon-) lalu nyebrang dan lunch di OEN.
Interiornya
langsung berasa beda saat kita buka pintu ya.. langsung berasa kayak lagi ada
di bagian film jadul horror ala-ala jaman dulu gitu.. untuk kursi dan meja,
beneran mirip dan serupa banget sama es krim Zangrandi – Surabaya. OEN juga
‘jualan’ es krim nih, dan pas lihat menu,, langsung kaget pas lihat harga ice
cream 1 scoop dibanderol 25k alias dua puluh lima ribu atau sekitar $2 which
kalo di Zangrandi tambahi dikit udah dapet Banana Split ( Banana + 3 scoop ice
cream + topping caramel & nut ) eniwey, sekaget itu sampek Tanya ke
waitress nya “ ini satu scoop dapet topping apa ya…” dan waitress bilang “ya
cua eskrim aja bu..” oke sip.. gapapa kami pesan 1 scoop vanilla icecream dan
menu lain, Gado-Gado, Sa ambil roti yang dimakan kemudian.
Datang
duluan, ice cream. Rasa ice cream nya lumayan tipis rasa manisnya, tapi
bertahan lama di lidah, untuk saya sih, 1 scoop sudah cukup, gak berapa lama,
mencair si eksrim ini, mungkin ini es krim yang beneran dibuat dadakan dan ya
makanya gampang cair #cmiiw
Dan
datang nih, pesanan saya, Gado-gado, dan rasanya juga lumayan. It came with
lontong, jadi cukup mengenyangkan ya, gado=gado nya sih khas Surabaya sih
gado-gado siram gitu, dengan selada sebagai bintang utamanya. Untuk gado-gado
ini dibanderol dengan harga 30k atau ya $2 lebih sedikit, dan jadi kalo ke OEN
minimal siapin uang $10 sih.. kami berdua tadi menghabiskan $6, what a fancy
lunch we had.
Sekalipun
Ramadan, Toko OEN terbilang ramai pengunjung, bahkan, sampai full semua kursi
dan kursi tambahan yang disiapkan pun terduduki semua. Kalau ke OEN menurut saya beneran buat makan dan
pulang, gak bisa santai-santai sambil ngobrol ringan sama pasangan atau kawan
yang diajak makan. Karena tempatnya cenderung crowd, tapi dari segi kecepatan
pelayanan, kecepatan menu datang, dan rasa makanannya cukup memuaskan buat
lidah kami.
Xx,
Traveloro
No comments:
Post a Comment