Saturday, February 3, 2018

SEHARIAN DI BANDUNG



Jalan-jalan pertama kita keluar Jakarta adalah ke Anyer (Banten) sebetulnya waktu usia Sa masih belum setahun, tapi karena itu adalah outing kelurga besar dan semuanya ikutan pergi dan kita berkendara pribadi kesana, jadi saya rasa itu adalah pre-travel-loro,, alias, Cuma latihan. Jadi pertama kali yang benaran jalan keluar kota dan cuma berduaan adalah ke BANDUNG.

BANDUNG sendiri bagi saya bukan hal baru, karena saya cukup sering menghabiskan weekend kesini dan kadang PP juga sehari, tapi saya selalu suka dengan suasana Bandung yang kadang hangat tapi berangin sejuk. Dan dengan pertimbangan jarak tempuh yang cukup cepat, akhirnya saya berani NEKAD membawa serta Sa kesini.

Saat itu, saya beli tiket kereta api lewat tokopedia, yang kata adik saya, harga tiketnya bisa lebih murah dibandingkan harga di website resmi nya KAI. Dan iya sih, dapat cashback juga yang bisa buat saya belikan pulsa HP. Hihi.. total harga tiket kereta yang saya bayarkan pada saat itu adalah 80k ( bayi dibawah 3th masih free alias gratiss tiss.. tiss ) 


Ke Bandung naik kereta, menjadi pengalaman baru dan pertama kalinya untuk kami berdua ( biasa saya naik travel atau kendaraan pribadi atau juga shuttle buss dari Soetha atau pesawat) dan pengalaman itu cukup nyaman dan menyenangkan bagi kami berdua. Dan membuat saya planning next traveloro pakai kereta juga deh.. bahkan karena sampai di Gambir lebih awal, kami sempat ngopi dulu di starbucks 

Dari Jakarta kayaknya stasiun yang mungkin, Cuma Gambir, seinget saya sih,, atau bisa check langsung di web resminya PT. KAI dan banyak banget pilihan jam berangkatnya, karena St. Gambir kayak 25KM away from home, jadi saya gak mau ngambil yang jam subuh banget lah,, takutnya Sa masih tidur dan jadi rusak mood karena masih tidur udah di gotong-gotong dan di gantiin baju, jadi kami naik kereta jam 9 dan ETA nya jam 12-an. Karena setahu saya weekend di Bandung hectic banget, super macet, jadi saya pilih pergi hari Jumat. Pas sampai disana, pas banget waktunya Sholat Jumat, jadi saya sempat selonjoran dulu di depan Stasiun Bandung.

Selama di Bandung, saya mengandalkan jasa Go-Jek. Nah ini penting, cek juga daerah yang mau di kunjungi tersedia jasa ojek online atau nggak. kalau nggak, cari tahu soal penyewaan kendaraan ( baik motor ataupun mobil) kalau budget mepet, pastikan kalian bisa bawa motor, atau cari kenalan yang mau ngasih free-tour selama disana. Dan cek juga angkutan umum ke tempat wisata yang akan dikunjungi disana, kalau angkutan umum gak ada, ya balik lagi ke ojek online atau sewa kendaraan. Jangan ragu untuk meneliti lebih dulu jauh-jauh hari tentang akomodasi selama di sana ya,, sekarang udah banyak kok blog/website yang bahas soal travel kemana-mana, jangan segan tanya! Biar gak nyengir-nyengir sendiri dan berakhir tersesat di daerah asing.. fufufu jangan sampai yaah..



OK. Karena Bandung adalah SURGANYA BELANJA FASHION. Tujuan utama saya emang Factory Outlet di Dago. Gak tahu, walaupun di jakarta juga udah banyak FO FO yang jualin baju keluaran Bandung, saya dengan senang strolling around disana, alias jalan kaki. Dan Yak! Beruntungnya saya karena Sa udah bisa dan lancar banget jalan, dan moodnya juga lagi bagus ( kayaknya emang ini anak suka jalan juga kayak ibunya) dia mau jalan sendiri ( tidak digendong) selama keliling Dago dari satu FO ke FO lainnya. Dan Oh ya.. saya juga bawa bekal untuk Sa makan disana. So, this time saya gak mikirin mau kulineran apa dan dimana. But, i’ll try next time full kulineran di Bandung ( jika ada umur dan rejeki tentunya )



Puas memanjakan mata dengan FO di Dago, kita naik ke Dago Atas, dan kali ini untuk memanjakan lidah dengan kopi. Kebetulan saya suka ngopi dan saya suka view saat ngopi di Dago Atas ( Dago Pakar) selalu ngebayangin ngopi di atas bukit jadi aktivitas tiap hari ( sementara ngimpi dulu, siapa tahu besok-besok jadi kenyataan, kan yaa...) kami disana sampai jam 5an, setelah mengabiskan 2 gelas kopi hitam ( untuk saya) dan kentang goreng beserta pisang bakar. Lalu, turun untuk memesan travel pulang Jakarta, yang menjadi pertimbangan saat itu adalah, mendapatkan lokasi turun terdekat dari rumah, itulah makanya kenapa saya engga pesan tiket kereta pulang, hanya ber-kereta saat pergi saja. Dan untuk Bandung – Jakarta, saya putuskan untuk pakai jasanya Baraya Travel jurusan Surapati2 – Kebon Jeruk harganya pun terbilang murah, setengah harga tiket kereta, karena saya ambil jam keberangkatan termalam ( 20:30 ) yang katanya selalu diskon menjadi 45k.  


Setelah tiket pulang ada di tangan, saya mlipir makan di #CekeranMidun yang gak jauh dari terminal Baraya, dan sampai disana saya dapet 3 waiting list, HA-HA.. tempatnya sih gak besar ya, dan gak ada parkiran juga, tapi i must admit rasanya juara banget.. banyak menu yang sudah sold out meskipun masih sore, terpaksa lah, saya pesankan Sa ceker ( yang tidak pedas) dan gak disangka-sangka Sa suka banget, hahah padahal ceker ayam Cuma kulit sama lemak doang gak ada dagingnya acan.. tapi syukurlah dia suka, nasi juga dia makan habis seporsi. DAN dari ngobrol-ngobrol sama penumpang lain  saya jadi tahu jika, Baraya Travel keberangkatan paling pagi ( awal) dan paling malam (akhir) selalu mendiskon harga tiketnya. Jadi tergiur naik Baraya subuh nih jika ke Bandung lagi #Ibubanyakmaunya

Beberapa tips saat traveloro:

  • Siapkan baju ganti secukupnya untuk ibu, dan baju ganti sebanyak2nya untuk Balitamu. Karena balita kan tahu sendiri, suka main, suka lari, ngobok2 air kolam, keringetan, atau ketumpahan air, jadi better bawa spare baju ganti yang cukup. Dengan catatan yang kaos-kaos aja jadi gak menuhin ransel ya.
  • Jika anak belum lulus TT (Toilet Training) pastikan bawa diapers yang cukup juga, lihat juga suhu di daerah yang mau dikunjungi. Jika dingin (  lebih dingin dari suhu biasa sehari-hari di rumah) bawa diapers lebihan untuk hari pertama & pejalanan saja, dan jika planning untuk stay for few days, beli sisa diapersnya di minimart terdekat hotel tempat kalian bakalan Stay. Kecuali diapers yang dipakai adalah sepesial dan travel ke pedalaman yang susah diapers, bawa banyakan ya..
  • Pastikan kesehatan terjaga selama travel. Jika memungkinkan, bawa obat-obatan yang sering kalian pakai. Kalau saya cukup: Vicks Vaporub dan telon untuk si bayi.
  • Paling tidak, bawalah tumbler sendiri, jadi di perjalanan bisa leluasa minum tanpa perlu mengandalkan tukang jualan atau warung sekitar. Jika isinya habis, refil lah di ruang ibu&bayi ( ini di stasiun juga ada kok dan ruangannya bersih aku udah cek sendiri) jika ruang itu gak ada, refil lah di warung sekitar, bayar jika memang perlu. Kalau dikasih gratis, jangan lupa bilang makasih.
  • Jika naik travel / kereta pada malam hari.
o   naik travel ( bis kecil seukuran elf gitu loh): pilihlah seat di paling belakang ( jika memungkinkan) jangan seat yang sebelah supir, karena cahaya lampu dari kendaraan lain dedepan akan sangat mungkin mengganggu bayi untuk tidur nyenyak & pulas.
o   Naik kereta. Tidak seperti pesawat, lampu kereta kayaknya nggak bisa dimatiin ( begitu juga AC) jadi bawalah penutup mata untuk si bayi. Boleh kacamata hitam atau penutup mata sejenisnya demi menjaga bayi agak tidur nyenyak sepanjang malam.


ngopi di @Kopi Ireng, Dago Pakar, Bandung




Cewek kok suka ngopi?? Kayaknya itu pertanyaan otak konvensional nya laki-laki jaman dulu ketika lihat perempuan ngopi.. tapi gak dulu-dulu banget juga sih,, soalnya pas ke Aceh ( dan stay cukup lama disana) dan kita ( saya dan sahabat perempuan yang asli Aceh) ngopi atau - nongkrong di warung kopi -  habis tarawih, ya sekitaran jam 9an malam mungkin yaa,, itu kita pasti dilihat-in sinis dan dengan mata-mata yang wonder, mungkin di benak mereka bertanya ‘kok yo cewek2 masih keliaran dan di warung kopi pula..’ fyi, sepanjang Jalan di Aceh ( mulai Aceh Timur hingga Banda Aceh) itu gampang banget ditemui warung/kedai kopi. Dan jika kalian belum pernah coba kopi Gayo, try some deh! PASTI KETAGIHAN! Kopi Gayo ada yang Robusta juga kok,, gak Cuma Arabica aja..

(source: instagram @Lampoh Kupi- Langsa) 

Saya pribadi udah gila kopi sejak di akhir masa skripsi yang ngejar bimbingan beneran kurang dari sebulan harus naik sidang [ kalo nggak ya bay-bye DO ] ngerti kopi sih dari bayi merah, karena mama saya doyan banget ngopi dan udah ‘cekokin—in a GOOD way- anak-anaknya kopi itam pahit dari pas kami baru lahir, dan bokap juga tipe bapak-bapak yang hampir gak kelihatan ngopi instan sih, dia selalu beli kopi Lampung yg baru digiling ketika dibeli. Kalo kopi bubuknya habis,beliau akan mendapatkan dosis cafeine nya dari teh hitam yang diseduh di dalam poci tanah liat.



Okay, ceritanya pas menghadiri pernikahan teman yang kebetulan banget nih di selenggarakan di Bandung, saya dan beberapa teman dari jakarta gak mau Cuma dateng undangan trus pulang, Jauh-jauh 3jam perjalanan, makan-haha~hihi 20 menit trus pulang lagi.. jadinya ngopilah kita di salah satu coffee shop di Dago Pakar, dan coffee shop itu bernama “ Kopi Ireng” tempatnya asyik  pisan, kesan ku pas pertama kali lihat coffee shop ini adalah ‘adem’ interiornya gak mewah, exteriornya pun demikian, membawa rasa ‘ngopi di teras rumah sendiri’ dengan view perbukitan berselimutkan kabut tipis, ah cantik niaan, GW BETAH!! Saat itu saya pesan cappuccino, sempet foto-foto juga sedikit ( minta di fotoin sih lebih tepatnya)



Pulang ke Jakarta, dengan rasa kopi yang membekas di lidah saya dan view yang tertanam di otak saya, dalam hati berdoa juga, someday gw akan balik kesana lagi sama orang yang gw sayang. By any chance, DOA itu dikabulkan sama Tuhan, walaupun butuh waktu 6th untuk terwujud. 2 Feb 2018 menjadi tanggal dimana saya balik lagi ke Kopi Ireng membawa serta Sa. And we had so much fun, there.



Ditemani rintik hujan kami menikmati minuman masing-masing. Saat itu saya pesan kopi hitam; Flores Bajawa dengan Vietnam drip dan juga cemilan untuk Sa. Fyi lagi, Sa juga suka ngopi loh,, #girang karena dari bayi merah udah ta kenalin kopi item, waktu itu Kopi Tanah Karo kalo gak salah, dan dia suka. Sekarang Sa kalau dengar kata kopi, dia akan selalu bilang –Kopi Gayo- rupanya dia sangat amat suka kopi Gayo. Haha.. 

 

Beginilah beberapa view di Kopi Ireng, cantik banget yaa ---homie pulak! lengkapnya silakan googling atau lihat web resminya ya.. kisaran harganya sih cukup bersahabat ya menurut saya, dan juga pilihan kopinya banyak single origin, robusta, arabica, ILLY, Luwak, wine coffee pun ada. Jangan berpikiran picik dengan bilang “sok banget sih ngopi di kafe, nghabisin duit 50k, apa bedanya sama kopi **** (sebut merk kopi instan) 5k udah dapet 2gelas.. sama-sama kopi..” kata-kata itu saya anggap adalah omongan orang culas yang ngga tahu bedanya kopi instan dan kopi Asli. Gini deh,, kopi kan ada masa tanam, ada masa penjemuran, proses sorting, roasting dan lainnya sampai kopi itu matang dan siap di giling brewing dan tersaji di gelas kita. Dan proses itu gak Cuma sehari atau sebulan, kita juga berkontribusi menyejahterakan petani kopi (dan juga) kualitas kopi dengan membeli kopi asli di warung/kafe/kedai sekalipun! Apalagi jika kopinya dibuat oleh barista yang udah expert. Rasanya pasti beda JAUUUUUUUUH dari kopi instan. 


Yang pasti kalau ada umur dan rejeki, traveloro akan balik lagi, ngopi lagi, bengong-bengong ketawa tiwi di Kopi Ireng, Bandung. dan jika memungkinkan sih, kesini nya malam hari, penarasan dengan suasana romantis melankolis yang terpampang di kala malam.

~~SEKIAN