Thursday, November 1, 2018

Ngopi di : Kahwa Coffe House - Petamburan



Ngopi itu sejatinya, bagi kami adalah sebuah kegiatan yang melibatkan bukan cuma lidah, tapi juga hati.. karena jauh sebelum Sa lahir ke dunia, dia memang sudah biasa drenched in coffee. walaupun dulu saya terbiasa minum Cappuccino-nya Starbucks yang adalah campuran antara kopi dan susu, lalu selanjutnya mulai ala-ala mesan decaf americano, alih alih mengurangi jumlah kafein, saya malah kecewa setelahnya begitu tahu bahwa decaf adalah Joke bagi pecinta & penikmat kopi.. gimana tidak?? decaf sendiri adalah proses pengurangan kafein didalam kopi, entah itu lewat air atau proses kimia, serem gak sih?? aman gak sih?? silakan mampir ke artikel ini karena saya pun tercerahkan dengan artikel tersebut! makasih ya mas / mbaknya buat edukasi soal decaf coffee...



Dan, perkenalan pertama saya dengan Kahwa Coffee House inipun, terbilang unik. Lokasi kantor tempat saya bekerja yang berdekatan dengan coffe house ini lah  yang 'memaksa' kaki untuk jalan ke sini, karena lidah penasaran saya.. pertama kali masuk, pas jam makan siang, waktu itu, saya di sambut dengan harum kopi yang langsung memeluk indera penciuman saya.. lembut dan manis.. dan interior yang cukup homie, membuat saya terbuai semakin dalam ketika menyeruput kopi hangat pesanan saya,, hati berbisik.. " ah saya harus sering kesini". dan Yah itu lah yang terjadi sampai saya pindah kantor.  


Hari ini, setelah tahunan berlalu, dan ratusan gelas kopi dari berbagai daerah di Indonesia dan beberapa warung kopi di Jakarta dan sekitarnya, saya dan Sa, memutuskan untuk kembali ke sini. Demi mengembalikan dan menciptakan kenangan manis dan indah bersama Sa, tentu saja. Setelah membuka pintu, kembali,saya disambut dengan aroma kopi yang saya kenal, senyum saya diikuti senyum Sa, karena berhasil merayu saya untuk memesan makanan yang dia mau.


Entah kenapa saya pesan Iced Americano, padahal kepala baru saja terguyur hujan rintik separuh perjalanan,  dan juga sinus lagi kurang enak, tapi setelah dipikir ulang, itu adalah pilihan yang tepat, karena saya lebih suka minikmati kopi "house blend" ( robusta dan arabica) dengan es. Kahwa kehabisan kopi single origin yang manual brew.. jadi saya tidak kecewa dengan iced americano saya,, oh dan Sa, saya pesankan kentang goreng kesukaan dia,, yang selalu berhasil membuatnya duduk anteng untuk waktu tertentu demi memastikan kentang gorengnya aman masuk ke perut sampai habis tak bersisa.. 



Demi menjaga ketenangan pengunjung lain, dan niat mau berlama-lama 'duduk bengong' disini, saya putuskan untuk membawa serta Siti yang ketika di hubungkan dengan wifi, akan menimbulkan kebahagiaan dan duduk tenang Sa, menonton lagu nursery rhythms dan lagu anak-anak indonesia lewat youtube. sekalipun, sesekali, Sa masih asyik dengan buku gambar dan alat mewarnai nya. at least dia ngga lari-lari mengelilingi kafe dan membuat kegaduhan di sekitar.



Dari beberapa coffee shop/ warung kopi/ kedai kopi, saya bisa bilang, Kahwa Coffe House ini, terlahir dari jiwa 'cinta kopi' yang juga saya bisa rasakan, baik dari kopi maupun interior cafe nya. betul-betul sungguh cerminan dari itu. marilah kesampingkan industri kopi yang marak beberapa tahun terakhir, atau simpan dulu pikiran nongkrong di coffee shop untuk hangout atau status di socmed, pergilah kesini dan rasakan sendiri, bagaimana kopi dan interior sederhana mampu membuat kita betah berlama-lama duduk ngobrol atau baca novel, menghabiskan waktu dengan orang tersayang, dan melupakan gadget, selama kopi didalam gelas masih ada.. hehe


xx,

Traveloro.





No comments:

Post a Comment