always put a smile even we wore a mask |
Saya, kami,
sangat excited untuk ada didalam pesawat yang membawa kami berlibur ke pulau
BALI. Setelah selama covid kami tidak kemana mana, sebuah trip pasti akan
membuat kami melupakan kesedihan, kesesakan dan perasaan tersegarkan oleh angin
dan pemandangan pulau Bali yang begitu memanjakan.
Bila taun lalu tujuan kami adalah UBUD, kali ini tujuan kami hanya seputar
SEMINYAK – KUTA – LEGIAN saja. mengapa demikian? Banyak teman yang menyarankan
untuk mencoba pantai disaat covid (mungkin karena super sepi jadi akan nyaman
dan tidak begitu crowd seperti biasanya), juga saya sudah terlanjur pesan NEW
VESPA sebagai kendaraan kami keliling selama liburan. Not sure bila stay di
UBUD apakah ada local bike rental yang harganya sesuai kantong saya. Iya bokek.
our flight with Citilink |
Entah mengapa
semesta memberi ijin dan kemudahan kami. Bagaimana tidak? Di bulan oktober 2021
saat iseng mengecek apps BETTER FLY
Citilink bisa bisanya harga tiket PP ke Bali untuk 2 orang hanya 1,100k,
LIKE IS IT REALL… sebab sebelumnya, perjalanan PP ke Bali termurah 2.000k
berdua. Juga kenyataan bahwa setelah berhasil membeli tiket, kami juga
mendapatkan harga murah untuk hotel tempat kami stay selama di Seminyak. Perfect
combo yang mmbuat saya jadi berpikir bahwa ini adalah tanda dari semesta, restu
dari NYA.
Bally.. here we come!!! |
Sejujurnya, ini
bukan pertama kalinya kami berdua trip… tapi saya agak gugup karena harus
membawa BALITA yang belum vaksin ini berpergian,, Saya sendiri baru mendapatkan
vaksin shoot dosis kedua beberapa hari menjelang keberangkatan kami ke
Denpasar. Syukurlah efek dosis kedua ini lebih soft daripada dosis yang petama.
Anyway, dengan beberapa hari sebelumnya brief Sa, dan sebelumnya selama berbulan
bulan afirmasi ( Oktober – November – desember) dia pun berjanji untuk selalu
memakai masker bila kami keluar (sekalipun hanya turun untuk berenang di bawah,
tetap harus bermasker)
Siang itu, cuaca
mendung tanpa hujan menyapa kami. Saya berhasil arrange penjemputan oleh tim
sewa vespa yang sudah menunggu kami di terminal
kedatangan sambil membawa kertas bertuliskan nama saya. Senang? Ya tentu saja,
artinya kami bisa langsung handsfree karena koper dan barang lain langsung
berpindah tangan dan dibawakan Bli nya. Tujuan petama, tentu saja hotel.. saya
cukup lelah, agak gugup juga dipesawat karena sudah berbulan bulan lalu off
naik pesawat. Terakhir kami naik pesawat adalah pada saat saya menjemput Sa di bandara Soetha dan bersama kembali ke Juanda.
ikkhousha ramen. shoyu ramen |
Selesai
meletakan koper dan mencuci muka dan berganti baju, kamipun berangkat untuk
makan ramen di sekitar hotel. Senang sekali ramen yang sudah bertahun tahun
tidak saya makan, hari ini, dihari ulangtahun saya.. saya bisa merasakan
kembali lembutnya ramen dipadu dengan gurihnya Shoyu broth, saya rasanya mau
terbang saat akhirnya lidah kembali merasakan kenikmatan ini.
Selesai makan
kami langsung menuju toko oleh oleh krisna yang di Sunset Road, sedikit mengisi
tas belanja kami #BringYourOwnShoppingBag untuk hadiah natal para saudara, ipar
dan keponakan di Jakarta, mampir ke minimarket untuk membeli air minum,
kemudian kembali ke hotel dalam sekejap. Tidak lama, saya kembali mengorder
nasi tempong sebagai penutup hari lahir saya, senang, nasi tempongnya sangat
nikmat dan juga harganya cukup murah.
Pagi hari, kami
memulai dengan berenang, karena hotel tidak menyediakan breakfast (room only),
kamipun memulai hari dengan skuteran ke Pantai Kuta, well… rodok sedikit kecewa
karena di pantai ramai manusia, yah sebenarnya sepi pengunjung, tapi ramai
pedagang, mulai dari kelapa muda seharga 40k, meni pedi & nail art,
per-kalung-an, per-kaos-an, sampai per-kepang-an. Too bad, menawarkan jasa
sampai memaksa, yang membuat kami akhirnya setuju untuk di kepang dengan harga
sesuai yang ditawar. Dalam hati sambil berharap.. lain kali boleh kan ya kami
duduk santai dipantai, menikmati suara ombak tanpa ‘paksaan’ menggunakan jasa
jasa yang ada.. untuk minuman, kami pasti akan membeli dipantai juga untuk
support local business. Selesai dikepang, kami langsung meninggalkan pantai,
pergi ke parkiran dan pindah ke pasar seni Legian, too bad, saya gak sempat
beli apapun disana karena, lagi lagi saya keburu takut di tembak harga, (berdasarkan
pengalaman saya sebelum sebelumnya… kami sering dikira tourist jadi dikasih
harga tourist). Perjalanan pulang dan Sa insist pergi ke warung gelato terkenal
yang berlokasi tidak jauh dari tempat kami menginap.
menikmati traffic Bali dengan scooter sewaan |
Gelato ini lain
cerita, disini kami mendapatkan perlakuan TIDAK RAMAH oleh para waiters dan
petugas disana. Untuk rasa gelato OK, tapi pelayanan sorry to say, saya secara
personal lebih memilih untuk TIDAK LAGI PERGI KESINI. Karena pembeli butuh rasa
nyaman yang sayangnya tidak tersedia di toko ini. FYI, kesini saya MEMBELI,
MEMBAYAR SEJUMLAH UANG, bukan menukarkan tiket / kupon hadiah giveaway untuk
se-cup gelato. Miris memang, toko ini langsung saya blacklist, hehehe.. gak apa
saya gak sebut merk kan.. aman kamu.. kemudian kamipun pulang, dengan membawa
serta si gelato yang masih tersisa, iya bawaannya pengin pergi aja kalau
tempatnya tidak nyaman, Karena kami kesini untuk berlibur dan have fun, segala
yang buat not fun akan langsung kami tinggalkan.
sudah pengin kesini sejak Pepita buka beberapa tahun lalu. |
Tiba di hotel
kami lalu order gofood untuk makan, this time pilih nasi goreng local, rasanya
nikmat. Setelahnya kami skuteran agak jauh untuk bertemu seseorang mentor vegan
keren yang rumahnya, berhasil membuat kami nyasar. Kebayang kan, di kota orang,
motoran modal googlemaps, dan tapi Jalan di denpasar dan sekitarnya itu
kebanyakan Jalan satu arah yang membuat saya bingung sendiri, karena bolak
balik nyasar.. waktu tempuh yang harusnya hanya 30 menit or so, menjadi satu
jam lebih.. tapi ini ku syukuri karena bisa ngobrol lepas bersama mba Mitha di
rumah beliau. Sebelum perjalanan makin memusingkan, kami juga sudah mampir ke
Pepita n Sons untuk ngopi dingin dan merasakan nikmatnya vegan donut buatan mba
Sophie Navita. Saat saya mengetik ini, terbayang lembutnya choco vegan donut
yang saat itu saya rasakan, FIXX saya akan kesana lagi pada trip to Bali yang
selanjutnya.. sampai hotel dan mandi.. kemudian kami pergi ke jimbaran untuk
menikmati seafood dan sunset sepanjang Jalan. Merasakan nyamannya mengendarai
vespa impian yang entah kapan akan dimiliki… malam belum berakhir, kami pergi
ke Made’s di Seminyak untuk menikmati LIVE MUSIC.\
Made's Seminyak on Friday |
Bersyukur lagi, jauh sebelum mengunjungi Warung ini, saya sudah menelepon nya terlebih dahulu untuk menanyakan perihal live music ini, awalnya saya berharap ada Bali dance atau local show lainnya. Dari informasi yang saya dapatkan lewat telpon, selama covid ini tidak ada traditional Bali dance, hanya ada LIVE MUSIC di hari Jumat dan Salsa night di Malam Sabtu. Jadi hari Jumat berakhir dengan ber-live music-ria dengan lagu lagu yang saya hapal semua lyricnya menikmati indahnya suara kakak penyanyi sambil nyemil marinara pizza dan menyesap kopi cappuccino saya..
Sabtu pagi berawal dengan berenang…. Sa kebetulan lagi GIAT SANGAT berenang jadi ya hampir setiap hari dan dalam sehari bisa beberapa kali berenang bersama. Pagi ini sarapan nasi tempong lagi di warung banyuwangi dekat hotel. Entah sudah berapa porsi nasi tempong dan menu khas banyuwangi lainnya yang sudah kami nikmati selama di Bali. Lost count karena memang SE ENAK ITU dan mudah dipilih daripada terjebak memakan daging B yang tidak kami konsumsi. Selesai sarapan kami lalu berangkat sedikit ke tengah, ke Cangu untuk mengunjungi warung kakak kandung saya (ngarepdotcom) Teh Manis Bali. Perjalanan ke Cangu dengan motor tidaklah begitu menyenangkan diterik nya matahari Bali dan ramainya jalanan oleh para tourist local dan tourist asing. Saya harus berkali kali mengerem dan membuat jari saya kapalan, iya se---sering---itu ngeremnya. Dan rem Vespa memang keras, jadi perlu tenaga dan kesabaran dan kekuatan yang penuh. Sekembalinya dari cangu, kami langsung ngemall, kali ini tujuannya, discovery mall, mall kecintaan saya yang tidak banyak berubah, dan luckily kami bisa memanjakan mata karena selain dibelakang mall persis ada hamparan laut kuta nan indah dengan langit yang aduhaii,, di dalam mall.. sedang ada pameran karya seni (lukisan dan sejenisnya) yang betulan membuat hati terkagum kagum melihat rupanya dan harganya.. (lihat saja, belum sanggup membeli). Seolah belum terlalu kapalan si jari, kami lanjutkan perjalanan ke Krisna, kali ini Krisna terbesar yang ada di Bypass, baru petama kali kesini dan kagum aja gitu.. segitu banyaknya lahan untuk parkir, sampai penuh dan harus di refer ke parkiran lain yang jaraknya beberapa meter dari lokasi, untunglah motor tetap bisa parkir di basement. Beli – beli sedikit lagi kado natal untuk diberikan ke keluarga, setelahnya kami pulang dengan kardus menyempil dibagian depan vespa, perjalanan balik ke hotel menjadi pelan dan sedikit mendebarkan karena cukup tricky membawa kardus besar disela sela kali saya yang panjang.
warung banyuwangi dekat hotel, dine in or takeaway |
Malam ditutup
dengan MAKAN MALAM NASI TEMPONG LAGI. hehehe bingung mau makan apa, warung
banyuwangi selalu jadi jawaban. Dan rasa masakan yang mirip mirip dengan
masakan Suroboyoan----masakanku, membuatnya menjadi sangat kusukai..
Nusa Dua Skies |
Ya sebetulnya
mau extend di NUSA DUA, dan hotelpun sudah di lunasi, tapi tiket pesawat tidak
bisa di extend Karena flight nya sedang penuh sampai Natal. Dengan berat hati
kami harus pulang sesuai jadwal dan merelakan booking-an hotel di Nusa Dua
hangus sia sia.. anyway.. kami merasakan kenyamanan saat Drive-thru tes antigen
dan PCR (untuk Sa) hasilnya cepat dan juga terkoneksi dengan apps
PeduliLindungi.
why you grow up so fast, my Monkey? |
Sesampainya
kembali di bandara Djuanda, kami menunggu lumayan lama untuk baggage claim. Ya,
kali ini, pergi dan pulang, selalu ada bagasi yang dititip karena pesawat
citilink pesanan kami juga include baggage sebanyak 20kg each, itulah mengapa
saya suka terbang dengan citilink, sebab pesawat lainnya, pasti butuh extra
money untuk baggage. diusia baru ini, saya tersadar begitu banyak berkat yang boleh saya rasakan sekalipun, disetiap Desember, ada saja cobaan untuk kami, terkhusus di kesehatannya Sa. tahun lalu, bulan Desember, dihari dimana saya harus bimbingan tesis untuk finalisasi menuju sidang tesis, Sa harus dilarikan ke IGD karena muntah terus dan ternyata hasil tes darahnya dia terkena gejala typus. Desember tahun-tahun sebelumnya pun.. tidak mudah untuk kami lalui, tapi kami berhasil sampai di tahun ini.
cheers, XOXO
Traveloro
No comments:
Post a Comment