Suatu
sore, sepulangnya kami dari main di taman, dan lewati jalan sepanjang
pinggir Tol Kebon Jeruk, tanpa sengaja, saya melihat coffee shop di ruko Grand Puri Niaga yang tidak jauh dari Pola Bugar Sport
Club. Dan langsung tertarik mau coba ngopi disini... dan begitulah saya jika sudah penasaran, saya pasti datang! Jadi, sekalipun sempat batal, sore ini, kami berkesempatan untuk pergi ngopi disini, diantar oleh online ojek kesayangan kami. Gojek.
Siapapun yang melihat exterior Dancing Goat, pasti langsung terkesan dan penasaran bakalan seperti apa interiornya?? karena membuat interior ciamik dengan bangunan model ruko, sekalipun bertingkat adalah sebuah tantangan besar menurut saya. beda hal jika coffe shop ini ada di mall atau di bangunan sendiri, akan lebih mudah mengatur interior cafe nya... dan dancing goat berhasil membuat mata saya takjub, karena pas masuk ke dalam, selain aroma khas kopi yang menyapa, interior industiralist betul-betul memanjakan mata kami. seperti bangunan bekas pabrik atau yang bangunan yang belum selesai pengerjaannya, adanya batu bata yang sengaja di eskpose, bohlam lampu dan fitting yang di cat hitam yang mengantung dengan 'polosnya', dan meja & kursi perpaduan kayu & besi warna hitam memperjelas itu semua. Tangga dan elemen lain di tata sedemikian rupa untuk mendukung kesan industrial ini. kesan ruko cafe langsung hilang.
Dancing Goat menawarkan berbagai jenis minuman, dan bagi saya pribadi, karena saya pecinta kopi hitam/ black coffee/ americano, jadilah saya menutup mata dari menu selain kopi hitam. Setelah bertanya pada barista, kopi pilihan saya jatuh ke Halu Pink Banana manual brew. Karena pilihan kopi single origin saat itu hanya sumatra & halu pink ini. Jujur & agak menyombong, saya bilang ke mas baristanya, Mas Dio, saya bosan dengan kopi SUMATRA. bukan bosen in a bad way. bosan nya karena sudah sering ngopi Sumatera dan ingin mencoba jenis kopi lain, yang asing di lidah saya. sekalipun mas Dio dengan ramahnya suggest saya untuk pilih kopi Sumatera karena acidity nya masih 'normal' kalau Halu Pink, dia Bilang acidity nya lumayan. Well, bring it on! saya kebetulan suka kopi Arabica, jadi no way on earth bakalan nolak yang asam asam gini.. Selesai bayar, saya diberi nomer meja yang juga industrialis, yaitu berupa besi bercat hitam dengan angka dan logo dancing goat diatasnya. indah tapi BERAT. karena saya harus membawa no. orderan saya ke lantai dua.
Sekitar 10 menit berselang, mas Dio naik dengan membawa struk baru berserta uang 5k, sebelum sempat saya bertanya, dia bilang bahwa Halu Pink pesanan saya, tidak butuh extra charge 5k seperti yang awal disampaikan. duh.. baiknya... dan beberapa waktu berikutnya, menu pesanan saya datang, saya memang hampir selalu memesankan Sa kentang goreng ( potato fries ) jika kami ngopi. dengan beberapa pertimbangan, diataranya, itulah satu satunya menu yang #vegan ( jadi both sa & saya bisa menikmatinya) dan yang paling utama adalah karena Sa suka sekali kentang goreng. well, anak kecil mana sih yang engga suka?? tambah lagi kentang goreng nya Dancing Goat sangat fresh. saya sendiri mencobanya dan kayak gak mau berhenti makan sampai kentangnya habis. garing diluar empuk di dalam, engga keras ya kentangnya, sepadan lah dengan harganya. Itu sebetulnya kentang goreng disajikan dengan (kayaknya) homemade mayonaise ya.. karena ada kayak potongan timun kyuri dan juga serbuk daun herb nya. jadi saya bisa bilang ini homemade mayoo. Kalau saus tomatnya itu saya yang tambahkan, karena Sa suka saus tomat.
Disini ada ECD Bank BCA, dan gak tahu kenapa, saya ga bisa bayar pakai debit, karena mas nya bilang ini khusus untuk BCA, mesin EDC bank lain lagi rusak, beruntungnya saya bawa duit cash walaupun pas pas-an, masih dapat kembalian kok.. hehee.. plus pulangnya, membawa senang karena habis memanjakan lidah dengan kopi enak.. Seperti biasa Sa saya bekali dengan buku gambar dan pensil warna agar dia anteng duduk diam berlama-lama disini. Dan saya bisa update blog traveloro.
xx
traveloro.