Friday, March 1, 2019

Misa Jumat Pertama di SMTB, Surabaya


Tinggal di Surabaya itu, serasa BERLIBUR SETIAP HARI. Bukannya apa-apa, karena terbiasa tinggal di Jakarta dan berkompromi dengan macetnya selama puluhan tahun. di Surabaya ini, tempat yang jauh sekalipun, gak butuh waktu lama untuk dicapai. Jadi sekalipun tetap melakukan aktivitas harian, tapi tetep rasa liburan karena gak pernah menghadapi kemacetan yang bikin senewen.
Karena serasa liburan ini, saya sampai lupa hari, karena sehari rasanya panjang banget, di perjalanan mungkin cuma 10 menit paling macet 15 menit, 20 menit kalau jaraknya rodok jauh atau pas kebetulan pulang di jam bubarannya orang kantoran. Jadi setelahnya pas dirumah ya kayak bingung mau ngapain lagi,, hahha… sungguh butuh penyesuaian sepertinya… kaget dengan kelenggangan yang ditawarkan Surabaya.
Tapi, memang, ikut misa Jumper di Gereja Surabaya udah saya rencanakan dari jauh hari, semakin saya yakin ingin petgi saat Senin yang lalu, kami, saya, dapat berita mengembirakan bertubi-tubi dalam satu hari, saya merasa sangat beruntung dan terberkati. Karna selain lulus tes saya juga ditelpon untuk datang panggilan kerja di Sidoarjo.
Satu hal yang lucu dari Sidoarjo adalah, jaraknya sekitar 30km dari rumah. Waaaksss.. dan interview dimulai jam 9 pagi. Saya berpikir 30km itu jauh yaa.. coba deh Tanya sama orang orang yang lama tinggal di Surabaya, jarak 5KM pun mereka bilang jauh,, gak tahu kalau di Jakarta jarak 3KM aja bisa makan waktu ber jam-jam karena macet. Jadi kalo orang Jakarta janjian gak bakalan bilang jarak, palingan “1 jam lah sampe lokasi” dan kalau orang Surabaya pasti bakalan bilang “dimana tempatnya,, ah jauh itu 5KM” hahahaa… berangkat ke Darjo jam 6.45 dan jam 7.45 udah sampai lokasi, itu udah + macet nunggu kereta lewat, macet ada penyempitan Jalan, dan sempet kesasar juga pa Gojeknya. Hebat yaa.. 
 Pas banget tanggal 1 Maret, awal bulan, di Hari Jumat, kita pergi ke Gereja SMTB. Gereja Santa Maria Tak Bernoda –Paroki Ngagel. Mulai misa jam 6, dan sama seperti Gereja Theresia Menteng, sebelum misa dimulai diawali dengan sama-sama membaca doa Malaikat Tuhan. Baru setelahnya Misa berlangsung. Kami tiba 30 menit sebelum misa, dan masih dapat kursi yang cukup dekat dengan Altar. Jika JUMPER di Jakarta 90% diisi oleh orangtua, maka HEBAT nya JUMPER di SMTB ini hampir mirip misa tiap Minggu, banyak yang datang sekeluarga, banyak juga anak mudanya.
wadah kolekte
 Keunikan yang mata saya tangkap adalah wadah kolekte ( persembahan) yang gak umum. Alih-alih menggunakan kantong beludru bergagang, Gereja ini memilih menggunakan baki plastik yang diletakan di ujung meja tiap baris kursi. Apa yang terjadi dengan kata-kata "JIka engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu" (Mat 6:3)  karena dengan wadah seperti ini, berapapun yang kita beri, akan terlihat bukan hanya oleh tangan kiri kita tapi oleh semua orang yang duduk disamping kiri-kanan depan belakang. Hehe jiper aja kalo cuma kasih sedikit. Tapi bagus juga jika menganut jangan ada rahasia diantara kita
Keunikan lain ada di kipas angin yang super jadul, dan membuat saya super loveeeee… beneran jadul ya, karena baling balingnya hanya 2, pokoknya kalau yang unik dan jadul gitu, rasanya pengin bawa pulang aja.. dikursi juga disediakan Puji Syukur dan sangat memudahkan kami yang memang benar-benar baru di Gereja ini, gak perlu cari-cari letaknya, karena langsung disediakan di kursi masing masing. 
Misa nya terbilang cepat, sekali lagi, mirip misa di Gereja Theresia Menteng, kurang lebih satu jam. Selesai Misa, Sa langsung lari ke patung Bunda Maria & Tuhan Yesus untuk menyalakan lilin dan juga berdoa. Sekalipun selama misa Sa gak bisa diem, banyak ngoceh, tapi dia sama sekali ngga tiba-tiba minta keluar untuk ke toilet. Sampai di rumah, saya lalu googling tentang gereja ini dan saya kaget bahwa SMTB ini menjadi salah satu lokasi Tragedi Teror Bom yang belum lama ini terjadi di Surabaya. 



xx,

Traveloro

No comments:

Post a Comment